Minggu, 25 Januari 2015

KELANJUTANNYA

BAB II

KEBERANIAN BARU

         Setelah MOS berakhir, kegiatan belajar mengajar di SMAN SUIREN mulai berjalan dengan lancar. Para siswa mulai memiliki kesibukannya sendiri, dari mengurus jadwal sampai membiasakan diri mereka sebagai siswa SMA. Hal ini juga terjadi kepada Sora dan Akira. Mereka berdua sangat sibuk dengan pelajaran mereka masing-masing sehingga mereka tidak sempat untuk berhenti dan mengobrol sebentar. Hal itu membuat Sora kurang bersemangat dalam belajar karena tidak dapat mengetahui keadaan rival-nya.

         Beberapa hari yang lalu, Sora menyadari sesuatu hal yang ganjal dari luar kelas X IPS-A. "Ann, kamu lihat tidak anak-anak dari kelas sebelah? Kok mereka membawa tumpukan buku pelajaran ya?" tanya Sora kepada Ann yang sedang main Let's Get Rich dengan Felix dan Yuu. "Oh itu, mereka sedang membawa buku pelajaran pinjaman dari perpustakaan." jawab Ann tanpa melepaskan pandangan dari layar hp. "Eh?! Kalau begitu kenapa kita tidak mengambil sekarang?" tanya Sora. Lalu Ann membalikkan badannya menghadap ke Sora dan berkata " Ayo, sekarangkan gurunya tidak masuk jadi kita bebas. Tapi setelah aku mengalahkan mereka berdua ya", Ann pun kembali mengalihkan pandangannya ke layar hp. " Hey! Kamu jangan sombong ya, kamu tidak lihat kalau kamu sebentar lagi bangkrut?" teriak Yuu. "Berisik sekali kalian, tinggal bangkrut saja susah amat..." kata Felix. " Lihat saja, aku akan membalikkan keadaan." kata Ann sambil  tersenyum. Dan perselisihan antara mereka bertiga pun berlanjut. Sora hanya bisa tertawa melihat mereka bertingkah seperti anak kecil.

         Beberapa menit kemudian perselisihan antara mereka diakhiri dengan kemenangan Felix. "Kalian kalah lagi ya?" tanya Zain dengan sarkasme. "Ah sial, kenapa Yuu harus bangkrut di kota milik Felix. Padahal sedikit lagi Felix bangkrut." kata Ann dengan kesalnya. "Sudahlah, kalian tidak akan mengalahkan aku walaupun kalian bekerja sama." kata Felix dengan bangga. "Apa katamu?!" teriak Ann dan Yuu. "Sudah sudah, kalian bisa menyelesaikan perselisihan ini lain kali. Ann ayo ke perpustakaan sebelum jam pelajaran habis."kata Sora sambil menahan tawa. " Ayo Sora, lihat saja nanti Felix! Aku pasti akan mengalahkanmu di permainan selanjutnya." tantang Ann ke Felix. Ann pun menarik Sora ke luar kelas menuju perpustakan.

         Perpustakaan sekolah terletak di lantai 4 di gedung baru. Hal itu hanya membuat Ann dan Sora lelah. "Sial, kenapa sekolah ini tidak menyediakan elevator!" keluh Sora sambil mengangkat badannya yang bersimbah keringat menaiki tangga. "Sabar saja, kita sebentar lagi sampai kok...." kata Ann dengan bernafas berat. Akhirnya mereka berdua sampai ke lantai 4 dan bisa beristirahat sejenak. Lalu Ann menyadari seseorang yang dia kenali di dekat perpustakaan. "Sora, bukannya itu temanmu dan anak-anak dari kelas X IPA-C?" tanya Ann sambal menunjuk ke arah segerombolan anak di depan perpustakaan. "Akira? Oh iya ya." kata Sora yang baru menyadarinya. Lalu Sora menghampiri Akira dan berkata, "Hai Akira, sudah lama ya kita tidak mengobrol.". "Ah, Sora. Iya ya, kita sudah mulai sibuk dengan kepentingan sendiri. Tapi untunglah kita bertemu lagi." kata Akira sambil merapikan tumpukan buku pelajaran untuk penjurusan IPA. "Kamu sudah selesai ya, kalau begitu sampai ketemu lagi." kata Sora sambil mengajak Ann ke dalam perpustakaan. Lalu salah satu siswa kelas X IPA-C menghampiri Akira dan berkata, "Akira, kita semua sudah selesai mengambil buku kita masing-masing. Ayo kita balik ke kelas.". "Kalian duluan saja, aku masih ada urusan di sini." jawab Akira. Lalu seluruh anak kelas X IPA-C kecuali Akira kembali ke kelas mereka.

         Beberapa saat kemudian Sora dan Ann keluar dari perpustakaan sambil membawa tumpukan buku mereka masing-masing. Lalu Sora terkejut melihat Akira masih di luar perpustakaan tanpa ada keberadaan anak dari kelas X IPA-C lainnya. "Akira, kamu kenapa tidak balik duluan dengan teman-temanmu?" tanya Sora sambil membawa tumpukan buku miliknya. "Aku ingin membantumu membawa tumpukan buku yang berat ini." jawab Akira. Lalu Akira mengambil sebagian dari tumpukan buku milik Sora dan menumpuknya bersama miliknya. "Eh, kenapa? Aku bisa kok membawa semua buku ini." kata Sora dengan bingung. "Seorang gentlemen yang baik harus bisa membantu seorang perempuan." kata Akira sambil tersenyum. "Tapi..." kata Sora yang dihentikan Ann. "Sora, kamu harus menerima niat baik temanmu yang ingin membantumu. Kalau tidak temanmu akan tersinggung." kata Ann. Lalu Sora mengangguk dan menghadap ke Akira dan berkata " Terima kasih Akira...". Setelah itu mereka bertiga menuruni tangga menuju kelas mereka di lantai 2 gedung lama. Sesampainya di depan kelas X IPS-A, Akira mengembalikan buku-buku milik Sora dan kembali ke kelasnya. Itu merupakan terakhir kalinya Sora mengobrol dengan Akira.

         Setelah hari itu, Akira selalu sibuk dengan pelajaran dari penjurusan IPA dan dengan teman-temannya . Sora tidak ingin mengganggunya dengan masalah pelajaran lain karena itu Sora tidak pernah menyapanya jika berpapasan. Ann menyadari hal itu membuat Sora murung di pelajaran dan membuatnya tidak konsentrasi. "Sora, kamu tidak apa-apa? Dari kemarin kamu kelihatannya tidak seperti biasanya." kata Ann kepada Sora yang sedang melihat ke luar jendela. Sora menghadap ke arah Ann dan berkata "Tidak apa-apa kok, Ann." dengan senyum yang terpaksa. Ann ingin sekali membantu, tetapi ini merupakan masalah yang hanya Sora sendiri yang bisa menyelesaikannya. Lalu beberapa hari kemudian ada pemberitahuan bahwa akan ada seminar persembahan dari ESQ (Emotional Spiritual Quotient) dan seluruh siswa diharapkan berkumpul ke Musholla sekolah. Ann mengajak Sora dan Aria bersama-sama ke Musholla agar tidak terpisah saat memilih tempat duduk. "Mungkin seminar ini bisa menyemangati Sora, kalau begitu aku akan memilih tempat duduk yang dekat dengan Akira." pikir Ann. Tetapi rencana Ann sudah gagal sebelum mencoba, karena Akira duduk jauh dari pandangan.

         Tetapi tanpa diketahui Ann, Sora sudah menyadari letak keberadaan Akira karena tempat duduk Sora tepat di belakang tempat duduk Akira. Sora hanya bisa tersenyum senang melihat Akira tersenyum dengan temannya dari kejauhan. Setelah para siswa sudah mendapatkan tempat duduk, pembawa seminar memasuki ruangan dengan senyum yang lembut. "Selamat pagi para siswa SMAN SUIREN! Apa kabarnya semua?" teriak sang pembawa seminar kepada para siswa. Pembawa seminar ini bernama Mr. Touka, dia diterima dengan baik oleh para siswa. Khususnya siswa laki karena Mr. Touka selalu membuka pembicaraan dengan lelucon-lelucon yang mencerahkan hari para siswa. Sora mulai bersemangat dan tertawa seperti biasanya, Ann menyadari itu dari tawa Sora yang sudah lama tidak terdengar.

         Saat Mr. Touka sedang sibuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masa depan setelah lulus SMA, Sora mulai teralihkan dengan perlakuan anak yang duduk di depannya. Anak itu sedang sibuk menggambar di sketch book miliknya. Lalu Sora terkalahkan dengan rasa ingin tahunya dan menyapanya."Wah... Gambar kamu bagus sekali! Bisa menggambar manga ya?" sapa Sora kepada anak itu. "Eh, kamu tahu istilah manga. Berarti kamu juga tahu tentang anime-anime dan bisa gambar ya." kata anak itu dengan senang. "Iya aku juga bisa, senangnya bisa bertemu dengan orang yang punya hobby sepertiku." kata Sora. "Oh iya, perkenalkan aku Sakuya dari kelas X IPA-C. Kalau kamu?" tanya Sakuya. "Aku Sora dari kelas X IPS-A, senang berkenalan denganmu, Sakuya." jawab Sora. "Oh iya kamu bisa gambar juga kan. Boleh lihat tidak gambarmu?" tanya Sakuya. "Yah, sayangnya aku tidak membawa sketch book milikku. Tapi aku punya fotonya, ini." kata Sora sambil memberikan hp-nya kepada Sakuya. "Wah! Gambarmu bagus sekali, apalagi kamu sudah bisa inking!" puji Sakuya kepada Sora. "Tapi inking-nya masih berantakan, dan gambarmu proporsinya lebih rapih dibandingkan gambarku" kata Sora. Mereka berdua lalu bertukar pendapat tanpa merasa terganggu dengan ramainya suasana di ruang itu.

         Sora menyadari bahwa para siswa mulai memperhatikan dengan serius, karena itu Sora memperhatikan Mr. Touka kembali. Saat itu, Mr. Touka menceritakan suatu cerita yang sangat menyedihkan. Cerita tersebut terasa sekali emosi dan tragedy yang terjadi pada tokoh yang diceritakan. Cerita itu sangat mengharukan sehingga membuat para siswa dan tidak terkecualikan para guru di ruangan itu meneteskan air mata. Sora juga merasakan air matanya menetes tanpa disadari. Akhirnya para siswa berpelukan dengan teman dekat mereka, hal itu membuat persahabatan mereka berkembang. Seminar itu sangat menyentuh hati para siswa dan membuat mereka bersemangat lagi.

         Setelah seminar itu selesai, para siswa dipersilahkan kembali ke kelasnya masing-masing. Mata Sora yang masih berair melihat Akira di dekatnya. Sora memberanikan diri untuk menyapanya. "Hai Akira, kamu menangis juga?" kata Sora sambil menepuk pundak Akira. "Eh, kelihatan ya Sora? Maaf ya harus memperlihatkan sisi lemahku di depanmu" kata Akira sambil menghapus air matanya. "Kamu tidak usah minta maaf kok. Walaupun kamu laki-laki, bukan berarti laki-laki tidak boleh menangis." kata Sora sambil tersenyum. Akira menyadari semangat Sora sudah kembali seperti biasa, sehingga Akira bertanya. "Kamu kelihatannya sudah semangat lagi. Kamu mau tidak ikut denganku bergabung ke OSIS?" tanya Akira. Sora kaget dengan ajakan Akira yang tiba-tiba, hal itu membuatnya bingung.

The story continues~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar