BAB II
KEBERANIAN BARU
Setelah MOS
berakhir, kegiatan belajar mengajar di SMAN SUIREN mulai berjalan dengan
lancar. Para siswa mulai memiliki kesibukannya sendiri, dari mengurus jadwal
sampai membiasakan diri mereka sebagai siswa SMA. Hal ini juga terjadi kepada
Sora dan Akira. Mereka berdua sangat sibuk dengan pelajaran mereka
masing-masing sehingga mereka tidak sempat untuk berhenti dan mengobrol
sebentar. Hal itu membuat Sora kurang bersemangat dalam belajar karena tidak
dapat mengetahui keadaan rival-nya.
Beberapa hari
yang lalu, Sora menyadari sesuatu hal yang ganjal dari luar kelas X IPS-A.
"Ann, kamu lihat tidak anak-anak dari kelas sebelah? Kok mereka membawa
tumpukan buku pelajaran ya?" tanya Sora kepada Ann yang sedang main Let's
Get Rich dengan Felix dan Yuu. "Oh itu, mereka sedang membawa buku
pelajaran pinjaman dari perpustakaan." jawab Ann tanpa melepaskan
pandangan dari layar hp. "Eh?! Kalau begitu kenapa kita tidak mengambil sekarang?"
tanya Sora. Lalu Ann membalikkan badannya menghadap ke Sora dan berkata "
Ayo, sekarangkan gurunya tidak masuk jadi kita bebas. Tapi setelah aku
mengalahkan mereka berdua ya", Ann pun kembali mengalihkan pandangannya ke
layar hp. " Hey! Kamu jangan sombong ya, kamu tidak lihat kalau kamu
sebentar lagi bangkrut?" teriak Yuu. "Berisik sekali kalian, tinggal
bangkrut saja susah amat..." kata Felix. " Lihat saja, aku akan
membalikkan keadaan." kata Ann sambil
tersenyum. Dan perselisihan antara mereka bertiga pun berlanjut. Sora hanya
bisa tertawa melihat mereka bertingkah seperti anak kecil.
Beberapa menit kemudian perselisihan antara
mereka diakhiri dengan kemenangan Felix. "Kalian kalah lagi ya?"
tanya Zain dengan sarkasme. "Ah sial, kenapa Yuu harus bangkrut di kota
milik Felix. Padahal sedikit lagi Felix bangkrut." kata Ann dengan kesalnya.
"Sudahlah, kalian tidak akan mengalahkan aku walaupun kalian bekerja
sama." kata Felix dengan bangga. "Apa katamu?!" teriak Ann dan
Yuu. "Sudah sudah, kalian bisa menyelesaikan perselisihan ini lain kali.
Ann ayo ke perpustakaan sebelum jam pelajaran habis."kata Sora sambil
menahan tawa. " Ayo Sora, lihat saja nanti Felix! Aku pasti akan
mengalahkanmu di permainan selanjutnya." tantang Ann ke Felix. Ann pun
menarik Sora ke luar kelas menuju perpustakan.
Perpustakaan
sekolah terletak di lantai 4 di gedung baru. Hal itu hanya membuat Ann dan Sora
lelah. "Sial, kenapa sekolah ini tidak menyediakan elevator!" keluh
Sora sambil mengangkat badannya yang bersimbah keringat menaiki tangga.
"Sabar saja, kita sebentar lagi sampai kok...." kata Ann dengan bernafas
berat. Akhirnya mereka berdua sampai ke lantai 4 dan bisa beristirahat sejenak.
Lalu Ann menyadari seseorang yang dia kenali di dekat perpustakaan. "Sora,
bukannya itu temanmu dan anak-anak dari kelas X IPA-C?" tanya Ann sambal menunjuk
ke arah segerombolan anak di depan perpustakaan. "Akira? Oh iya ya."
kata Sora yang baru menyadarinya. Lalu Sora menghampiri Akira dan berkata,
"Hai Akira, sudah lama ya kita tidak mengobrol.". "Ah, Sora. Iya
ya, kita sudah mulai sibuk dengan kepentingan sendiri. Tapi untunglah kita
bertemu lagi." kata Akira sambil merapikan tumpukan buku pelajaran untuk
penjurusan IPA. "Kamu sudah selesai ya, kalau begitu sampai ketemu
lagi." kata Sora sambil mengajak Ann ke dalam perpustakaan. Lalu salah
satu siswa kelas X IPA-C menghampiri Akira dan berkata, "Akira, kita semua
sudah selesai mengambil buku kita masing-masing. Ayo kita balik ke
kelas.". "Kalian duluan saja, aku masih ada urusan di sini."
jawab Akira. Lalu seluruh anak kelas X IPA-C kecuali Akira kembali ke kelas
mereka.
Beberapa saat
kemudian Sora dan Ann keluar dari perpustakaan sambil membawa tumpukan buku
mereka masing-masing. Lalu Sora terkejut melihat Akira masih di luar
perpustakaan tanpa ada keberadaan anak dari kelas X IPA-C lainnya. "Akira,
kamu kenapa tidak balik duluan dengan teman-temanmu?" tanya Sora sambil
membawa tumpukan buku miliknya. "Aku ingin membantumu membawa tumpukan
buku yang berat ini." jawab Akira. Lalu Akira mengambil sebagian dari
tumpukan buku milik Sora dan menumpuknya bersama miliknya. "Eh, kenapa?
Aku bisa kok membawa semua buku ini." kata Sora dengan bingung.
"Seorang gentlemen yang baik harus bisa membantu seorang perempuan."
kata Akira sambil tersenyum. "Tapi..." kata Sora yang dihentikan Ann.
"Sora, kamu harus menerima niat baik temanmu yang ingin membantumu. Kalau
tidak temanmu akan tersinggung." kata Ann. Lalu Sora mengangguk dan
menghadap ke Akira dan berkata " Terima kasih Akira...". Setelah itu
mereka bertiga menuruni tangga menuju kelas mereka di lantai 2 gedung lama.
Sesampainya di depan kelas X IPS-A, Akira mengembalikan buku-buku milik Sora
dan kembali ke kelasnya. Itu merupakan terakhir kalinya Sora mengobrol dengan
Akira.
Setelah hari
itu, Akira selalu sibuk dengan pelajaran dari penjurusan IPA dan dengan teman-temannya
. Sora tidak ingin mengganggunya dengan masalah pelajaran lain karena itu Sora
tidak pernah menyapanya jika berpapasan. Ann menyadari hal itu membuat Sora
murung di pelajaran dan membuatnya tidak konsentrasi. "Sora, kamu tidak
apa-apa? Dari kemarin kamu kelihatannya tidak seperti biasanya." kata Ann
kepada Sora yang sedang melihat ke luar jendela. Sora menghadap ke arah Ann dan
berkata "Tidak apa-apa kok, Ann." dengan senyum yang terpaksa. Ann
ingin sekali membantu, tetapi ini merupakan masalah yang hanya Sora sendiri
yang bisa menyelesaikannya. Lalu beberapa hari kemudian ada pemberitahuan bahwa
akan ada seminar persembahan dari ESQ (Emotional Spiritual Quotient) dan
seluruh siswa diharapkan berkumpul ke Musholla sekolah. Ann mengajak Sora dan
Aria bersama-sama ke Musholla agar tidak terpisah saat memilih tempat duduk.
"Mungkin seminar ini bisa menyemangati Sora, kalau begitu aku akan memilih
tempat duduk yang dekat dengan Akira." pikir Ann. Tetapi rencana Ann sudah
gagal sebelum mencoba, karena Akira duduk jauh dari pandangan.
Tetapi tanpa
diketahui Ann, Sora sudah menyadari letak keberadaan Akira karena tempat duduk
Sora tepat di belakang tempat duduk Akira. Sora hanya bisa tersenyum senang
melihat Akira tersenyum dengan temannya dari kejauhan. Setelah para siswa sudah
mendapatkan tempat duduk, pembawa seminar memasuki ruangan dengan senyum yang
lembut. "Selamat pagi para siswa SMAN SUIREN! Apa kabarnya semua?"
teriak sang pembawa seminar kepada para siswa. Pembawa seminar ini bernama Mr.
Touka, dia diterima dengan baik oleh para siswa. Khususnya siswa laki karena
Mr. Touka selalu membuka pembicaraan dengan lelucon-lelucon yang mencerahkan
hari para siswa. Sora mulai bersemangat dan tertawa seperti biasanya, Ann
menyadari itu dari tawa Sora yang sudah lama tidak terdengar.
Saat Mr.
Touka sedang sibuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masa
depan setelah lulus SMA, Sora mulai teralihkan dengan perlakuan anak yang duduk
di depannya. Anak itu sedang sibuk menggambar di sketch book miliknya. Lalu Sora
terkalahkan dengan rasa ingin tahunya dan menyapanya."Wah... Gambar kamu
bagus sekali! Bisa menggambar manga ya?" sapa Sora kepada anak itu.
"Eh, kamu tahu istilah manga. Berarti kamu juga tahu tentang anime-anime
dan bisa gambar ya." kata anak itu dengan senang. "Iya aku juga bisa,
senangnya bisa bertemu dengan orang yang punya hobby sepertiku." kata
Sora. "Oh iya, perkenalkan aku Sakuya dari kelas X IPA-C. Kalau
kamu?" tanya Sakuya. "Aku Sora dari kelas X IPS-A, senang berkenalan
denganmu, Sakuya." jawab Sora. "Oh iya kamu bisa gambar juga kan.
Boleh lihat tidak gambarmu?" tanya Sakuya. "Yah, sayangnya aku tidak
membawa sketch book milikku. Tapi aku punya fotonya, ini." kata Sora
sambil memberikan hp-nya kepada Sakuya. "Wah! Gambarmu bagus sekali, apalagi
kamu sudah bisa inking!" puji Sakuya kepada Sora. "Tapi inking-nya
masih berantakan, dan gambarmu proporsinya lebih rapih dibandingkan
gambarku" kata Sora. Mereka berdua lalu bertukar pendapat tanpa merasa
terganggu dengan ramainya suasana di ruang itu.
Sora menyadari
bahwa para siswa mulai memperhatikan dengan serius, karena itu Sora
memperhatikan Mr. Touka kembali. Saat itu, Mr. Touka menceritakan suatu cerita
yang sangat menyedihkan. Cerita tersebut terasa sekali emosi dan tragedy yang
terjadi pada tokoh yang diceritakan. Cerita itu sangat mengharukan sehingga
membuat para siswa dan tidak terkecualikan para guru di ruangan itu meneteskan
air mata. Sora juga merasakan air matanya menetes tanpa disadari. Akhirnya para
siswa berpelukan dengan teman dekat mereka, hal itu membuat persahabatan mereka
berkembang. Seminar itu sangat menyentuh hati para siswa dan membuat mereka
bersemangat lagi.
Setelah
seminar itu selesai, para siswa dipersilahkan kembali ke kelasnya masing-masing.
Mata Sora yang masih berair melihat Akira di dekatnya. Sora memberanikan diri
untuk menyapanya. "Hai Akira, kamu menangis juga?" kata Sora sambil
menepuk pundak Akira. "Eh, kelihatan ya Sora? Maaf ya harus memperlihatkan
sisi lemahku di depanmu" kata Akira sambil menghapus air matanya.
"Kamu tidak usah minta maaf kok. Walaupun kamu laki-laki, bukan berarti
laki-laki tidak boleh menangis." kata Sora sambil tersenyum. Akira
menyadari semangat Sora sudah kembali seperti biasa, sehingga Akira bertanya.
"Kamu kelihatannya sudah semangat lagi. Kamu mau tidak ikut denganku
bergabung ke OSIS?" tanya Akira. Sora kaget dengan ajakan Akira yang
tiba-tiba, hal itu membuatnya bingung.
The story continues~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar